Tahun 2004, tahun yang cukup padat untuk fiksi non-puisi:
01.
Cerita “#1” (April 2004)
02.
Sidestory “Sayap ---limited edition” (Mei 2004)
03.
“Lead me with Your Wings” ---dua buku tulis---
(Juni—Juli 2004)
04.
cerita “Atas Nama Saya” (Juli 2004)
05.
cerita “2010” (September 2004)
06.
“Lelap Tidur Seorang Perempuan” (November 2004)
07.
“Hitam dan Putih” (Januari 2005, tapi
pengerjaannya sejak 2004)
Sajak-sajak untuk tahun ini sebenarnya banyak, tapi tersebar di
beberapa buku, termasuk buku-buku teman dekat saya (^_^) dan tidak ditemukan.
Sajak-sajak yang saya cantumkan di daftar 2004 ini kebanyakan terdapat dalam
cerita “#1” dan “Hitam dan Putih”.
Daftar sajak 2004:
01. Simpangan
02. Pintu
Pertama Dibuka Lagi
03. (Jejaklah
kakimu pada embun, bidadari kecilku…)
04. (Dan
kau akan tetapkan ukuran cintanya…)
05. (Dan
sayap~ apakah terlalu lama aku tak mengepakkanmu?...)
06. (Seseorang
datang mengganggu keberadaanmu…)
07. (Ketika
aku tahu aku cinta kau…)
08. (Kalau
waktu mempertautkan kita lagi…)
09. (Pelukan
cintamu begitu hangat…)
10. (Hidup
adalah permainan --- bermainlah…)
11. (Surat merah jambu ini…)
12. (Permulaan
cinta begitu indah menawan hati…)
13. (Dan
tiada artinya kau berharap waktu akan kembali…)
14. (Dan
pagi itu,…)
15. (Kabut
yang pekat tak harus pudar…)
16. (Sebuah
wangi melati putih mengudara…)
17. (Aku
selalu berharap…)
SIMPANGAN
Kutelikung liku jalanMu tanpa henti
Entah berapa waktu terlampau di
masa transisi
Dunia, jiwa, dan imaji
Ku di simpang jalan tak bertentu,
Tuhan.
Simpang kanan
Begitu indah ruang waktu yang
membentang
Keluhuran di dasar dan kecerdasan
menghampar
Di atasnya… di ruang yang kutuju
Tapi transisiku tak kunjung padam…
Simpang kiri gelap, tak ada cahaya
Luka lama mengendap pada tanah
nafsu menggelapkan
Ruang dan menenggelamkan jiwa
Tapi ada hari bening dan gemilang…
inikah?
Berikan tunjukMu, Tuhan
Dan selamatkanku.
(16 Juli 2002)
PINTU PERTAMA DIBUKA LAGI
Tiba-tiba kau memintaku untuk
datang sepulang sekolah
di gerbang depan.
Apakah petualangan ini berlanjut?
Lalu..
Pintunya terbuka lagi.
Apakah aku harus masuk?
Jejaklah kakimu pada embun,
bidadari kecilku.
Dan aku tiba-tiba datang menyentuh
hatimu dengan cinta.
Dan kau akan tetapkan ukuran
cintanya
Tak akan lebih lagi, tapi mungkin
akan menyusut
Percikan cintanya melangutkan
Dua hati yang sedang tersenyum di
atas luka hati yang tertoreh
Dan sayap~ apakah terlalu lama aku
tak mengepakkanmu?
Hingga Tuhan menghukum
mencabutmu dari sisiku?
Seseorang datang mengganggu
keberadaanmu
Membuatku mendendam pada dia
Tapi bahkan aku tak tahu, siapa
orang ini
Seperti setan di kabul tebal
Ketika
aku tahu aku cinta kau
terbangkan
serbuk cintamu padaku
dan
bawa aku ke rembulan
(tercantum
dalam cerita "#1"[1])
Kalau
waktu mempertautkan kita lagi
aku
ingin lebih dari sekadar tahu
ingin
kucuri hatimu
(tercantum
dalam cerita "#1")
Pelukan
cintamu begitu hangat,
jangan
lepaskan pada jiwaku
biar
mati sekalipun!
(tercantum
dalam cerita "#1")
Hidup
adalah permainan --- bermainlah
Hidup
adalah mimpi --- wujudkanlah
Hidup
adalah cinta --- cintailah
seperti
aku mencintaimu
Jujurlah
pada waktu
yang
tak bisa berdusta
(tercantum
dalam cerita "#1")
Surat merah jambu ini
adalah
surat cinta
dari jiwa terbuang
untuk
jiwa terasing
(tercantum
dalam cerita "#1")
Permulaan
cinta begitu indah menawan hati
diam
seperti api yang mudah membakar apa pun
(tercantum
dalam cerita "#1")
Dan
tiada artinya kau berharap waktu akan kembali
Waktu
akan tetap bergerak bagai hantu.
(tercantum
dalam cerita "#1")
Dan
pagi itu, nomor ini bergerak secepat angin
(tercantum
dalam cerita "#1")
Kabut
yang pekat tak harus pudar
Embun
memuai di titiknya
Hidup
adalah ketukan
dan
kaulah penentu ketukan itu[2]
(tercantum
dalam cerita "#1")
Sebuah
wangi melati putih mengudara
menebarkan
serbuk racun bernama cinta
pada
manusia yang bertahta pada titik ini
(tercantum
dalam cerita "#1")
Aku
selalu berharap
waktu
mau berhenti sejenak
menunggu
kita
cinta
pertamaku[3]
(tercantum
dalam cerita "#1")
[1] “#1” adalah cerita spesial karena
memuat semua karya saya sejak SMP hingga SMA. Tersebutlah dalam satu angkatan
di SMA Garuda ada dua tokoh berikut: Firman (tokoh utama novel
“Aku Jatuh Cinta”) dan Fajar (tokoh utama “Romansa” dan “Hitam
dan Putih”). Keduanya mencintai Nadia Gadis Andrani atau Gadis,
cinta pertama mereka (tokoh utama “Lead me with Your Wings”), tetapi Gadis
memiliki cinta pertama dan terakhir Biru Langit Malam (tokoh
utama “Lead me with Your Wings”). Gadis menolak Fajar dan Firman, dan dari sana Firman bertemu Fia
(kekasihnya kelak), Fajar bertemu Maya (kekasihnya kelak).
[2] Sajak pertama yang diciptakan Fia
untuk Firman di “#1”.
[3] Kata-kata Langit untuk Gadis di “#1”
saat Gadis menemaninya membaca koran di hujan yang deras. Hanya mereka berdua
No comments:
Post a Comment